Terjemahkan/Translate

Senin, 04 Juni 2012

UNAS, Ujian Nasional Anti Sontekan atau Ujian Nasional Akeh maSalahe?

Otonashi - Angel Beats!
(Masalah UNAS atau Ujian Nasional yang sering terjadi disekitar kita)

Kali ini saya akan membicarakan masalah UNAS yang terjadi pada akhir-akhir ini, bagi yang sudah melaksanakan UNAS saya ucapkan selamat ya, semoga mendapatkan hasil yang terbaik dan dapat masuk ke jenjang yang lebih tinggi yang kita inginkan. kita selalu melihat dan mendengar masalah UNAS dari Tahun ke tahun selalu diliputi masalah yang terbilang klasik namun tak dapat/susah dipecahkan masalahnya, terutama masalah nonteknis yang menimbulkan kecurangan UNAS seperti penjokian, menyontek hingga mendapatkan dan menggunakan bocoran jawaban.
pernahkah kita mendengar berita sontek massal yang terjadi di Surabaya pada tahun 2011 silam? itu adalah salah satu masalah UNAS yang terungkap ke media, belum berita lainnya yang serupa namun tidak tercium oleh media dan masyarakat. kejadian itu adalah salah satu bagian dari kelemahan sistem UNAS dan tidak diselesaikan secara total.
Kesalahan terbesar dalam UNAS akhir-akhir ini apa menurut anda?
Peserta Unas yang mendapatkan bocoran kunci soal, Sekolah sebagai tempat pembimbing dan penyelenggaraan dan pelaksana UNAS, Masyarakat sebagai penampung peserta UNAS(Rumah) atau Pemerintah selaku pembuat sistem UNAS dan pelaksana utama UNAS?
kita semua tidak ingin dipersalahkan namun menurut saya semua turut andil dalam pelanggaran UNAS, terutama sistem UNAS itu sendiri. saya juga akan memberikan juga jalan keluar/penyelesaian dari masalah ini.
UNAS dapat menjadi ajang kecurangan karena tekanan oleh berbagai pihak misal pihak keluarga, sekolah dan masyarakat dan (mungkin) peraturan untuk masuk ke jenjang yang lebih tinggi yang menggunakan patokan nilai UNAS sebagai acuan syarat masuk sekolah yang lebih tinggi, terutama sekolah negeri yang notabene milik pemerintah.
Kembali pada masalah yang saya sebutkan diatas, penyebab yang saya paling khawatirkan adalah syarat masuk jenjang yang lebih tinggi yang mengacu pada nilai UNAS, saya mengkhawatirkan masalah ini jika ada anak yang biasanya dapat nilai yang jelek disekolahnya mendadak dapat nilai yang bagus pada UNAS dengan melakukan kecurangan, nanti pada saat masuk ke jenjang yang lebih tinggi yang bagus nanti dia akan kelimpungan dan stres karena dia tidak dapat mengikuti pelajaran dengan baik yang mengakibatkan dia depresi dan tidak dapat mengikuti pelajaran disekolahnya (tertinggal) atau anak yang dikenal mendapatkan nilai yang bagus disekolahnya dan karena suatu hal mungkin tidak siap atau sebagainya yang menyebabkan nilai UNAS jeblok/turun sehingga tidak dapat masuk ke jenjang lebih tinggi yang bagus peringkatnya dan yang dia harapkan, hal itu dapat menimbulkan ketidakcocokan dan rasa ketidakadilan pada siswa tersebut.
sebaiknya tes masuk sekolah diadakan saja, namun saya tidak menolak adanya UNAS karena UNAS adalah ajang untuk menguji kemampuan dan pemahaman siswa selama bersekolah pada sekolah tersebut dan juga tolok ukur prestasi untuk mempermudah pemetaan kualitas oleh Dinas Pendidikan setempat, bukan menjadi tolok ukur untuk masuk ke jenjang yang lebih tinggi, karena akan menimbulkan kecurangan seperti diatas.
Kita masuk kedalam masalah tes masuk jenjang yang lebih tinggi yang katanya rawan penyelewengan seperti penyuapan wali murid kepada sekolah agar bisa masuk sekolah tersebut langsung tanpa tes atau penjokian, sebenarnya itu masalah yang mudah diatasi namun sulit untuk dipraktekkan penegakannya, pada jenjang yang lebih tinggi dimohon untuk tidak menerima suap dalam bentuk apapun dan dengan alasan apapun! dan juga jangan melakukan penjokian juga! dan juga kepada peserta tes dimohon untuk tidak melakukan kecurangan seperti menyontek dan penjokian. lakukan tes dengan jujur dan benar tanpa kecurangan karena tes tersebut dapat menimbulkan kompetisi yang sehat antarcalon peserta didik baru, tes tersebut juga akan memuaskan banyak pihak walaupun pihak penyelenggara tes lebih capek namun ini demi kebaikan calon peserta didik baru dan juga dapat menjaga bahkan meningkatkan eksistensi sekolah itu sendiri di mata masyarakat.
Jika anda ingin UNAS tidak menjadikan lebih banyak masalah seperti akhir-akhir ini namun menjadi pengasah kemampuan penuh berkah, maka perlu adanya kesadaran dari semua pihak yang terlibat terutama peserta UNAS itu sendiri, bahwa UNAS bukanlah segalanya dan harus dilakukan dengan baik, jujur dan benar.
sekian dari saya, jika ada kata yang menyinggung beberapa pihak, saya mohon maaf yang sebesar-besarnya, artikel ini semoga dapat memperbaiki sistem pendidikan dinegara Indonesia kita tercinta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar